10 Makanan Terenak Di Dunia
10 Makanan Terenak di Dunia
Setiap makanan dibuat dari bahan yang berbeda dan mengalami transformasi yang berbeda untuk menciptakan rasa yang unik. Demikian pula, setiap negara di dunia memiliki makanan dan karakteristik yang berbeda. Dari menu rasa pedas, manis, dan gurih hingga lebih banyak rasa yang tak terbayangkan. Ada juga menu dengan aroma rempah-rempah yang tajam. Tentunya hal ini tidak terlepas dari budaya masing-masing negara. Jadi apa masakan internasional terbaik di dunia? Mari kita lihat beberapa hidangan lezat yang diakui secara internasional!
Rekomendasi Makanan Terenak di Dunia
1. Massaman Curry (Thailand)
Makanan terenak di dunia adalah massaman curry, Thailand. Makanan ini memiliki cita rasa yang begitu khas yaitu manis pedas dan gurih. Kari massaman menggunakan pasta kari massaman. Pasta kari Massaman dibuat dengan rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, adas manis dan pala. Bumbu ini biasa digunakan untuk membuat masakan India.
Karena kari massaman merupakan perpaduan masakan Thailand dan India. Menurut The Spruce Eats, nama massaman berasal dari mussulman, istilah kuno untuk menyebut Muslim. Mereka memperkenalkan banyak rempah-rempah baru ke Thailand pada awal abad ke-17. Seiring waktu, kata itu juga merujuk pada rempah-rempah aromatik dalam budaya Thailand dan India.
Karena hidangan ini berasal dari Islam, hidangan ini biasanya menggunakan daging sapi. Namun, terkadang bisa juga disajikan dengan bebek, tahu, ayam, atau sayuran. Bumbu kari ini terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, parutan kulit jeruk lemon, cabai merah, ketumbar, jinten, kunyit, kayu manis, cengkeh, kapulaga, asam jawa dan santan.
Seperti bahan kari lainnya, semua bahan ini dihaluskan. Bumbu halus ditumis kemudian ditambahkan santan dan bahan lainnya seperti daging sapi, ayam atau daging sayur. Semuanya dimasak dengan api kecil sampai saus mengental dan bahan-bahannya matang. Untuk aroma khusus, daun salam ditambahkan terakhir. Kari ini disajikan panas dengan kentang rebus atau nasi panas.
2. Pizza (Italia)
Pada zaman dahulu, ada sepotong roti dengan topping gurih. Ini biasanya makanan yang mudah dan lezat bagi mereka yang tidak mampu membeli piring. Ini juga berfungsi untuk orang yang sedang bepergian. Jenis pizza ini muncul dalam puisi “Aeneid” oleh penyair Romawi kuno Virgil di zaman Augustus.
Puisi tersebut menceritakan perjalanan seorang pahlawan Troya bernama Aeneas dalam mitologi Yunani. Dia dan anak buahnya beristirahat di perjalanan. Mereka makan roti gandum tipis dengan jamur dan tumbuhan hutan di atasnya. Mereka memiliki roti gandum dan taburan. Ketika putra Aeneas, Ascanius, melihat ini, dia tertawa kecil. Dia bilang mereka sudah makan piring nya. Piring yang dimaksud adalah roti gandum.
Kemudian pada akhir abad ke-18, pizza yang kita kenal sekarang muncul di Naples, Eropa. Saat itu Napoli adalah salah satu kota terbesar di Eropa. Pada saat yang sama, populasi Napoli juga meningkat. Hal ini menyebabkan banyak orang jatuh miskin. Orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan harus bertahan hidup dengan makanan murah. Pizza dinilai berdasarkan kemampuan finansialnya
Saat itu pizza dijual oleh pedagang kaki lima. Pizza dijual dalam potongan-potongan kecil, dan jumlahnya bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli. Pizza juga diberi topping bawang putih, lemak babi, dan garam sederhana. Topping ini disesuaikan dengan harga yang murah. Inilah gambaran pizza di masa lalu, sebagai makanan yang identik dengan kemiskinan. Namun, evaluasi pizza telah berubah sejak penyatuan Italia.
3. Sushi (Jepang)
Sushi awalnya berasal dari metode pengawetan ikan di Asia Tenggara, dan menyebar ke Cina dan kemudian ke Jepang. Metode pengawetan ikan ini disebut narezushi. Narezushi adalah metode mengawetkan ikan, yang disajikan di atas nasi asin dan dibungkus dengan daun.
Dari proses pengemasan, ikan difermentasi sehingga bisa dimakan meski disimpan dalam waktu lama. Awalnya, nasi asin di narezushi akan dibuang dan hanya ikan yang dimakan. Jadi bisa dibilang narezushi tidak sama dengan sushi yang kamu makan sekarang. Lalu ada makanan bernama namanare, yang terbuat dari ikan mentah yang dibungkus dengan lapisan kulit. Ikan akan dimakan sebelum rasa makanan berubah.
Dari kedua makanan inilah sushi terbentuk, awalnya bertujuan untuk mengawetkan ikan, rencana ini berubah menjadi jenis masakan baru. Nenek moyang sushi modern, muncul pada zaman Edo sekitar tahun 1600-1800 di Jepang. Pada titik ini, ikan dan sayuran yang diletakkan di atas nasi cukup besar, seukuran onigiri.
Pembuatannya juga dilakukan dengan mencampurkan cuka di dalamnya. Ketika pertama kali muncul, sushi adalah makanan yang sangat mahal. Bahkan harga sushi pada waktu itu dikenakan pajak ke negara. Sushi juga dimakan dengan tangan tanpa menggunakan sumpit seperti yang terjadi saat ini.
Seiring waktu sushi menjadi makanan cepat saji di Zaman Edo yang dapat disantap jika buru-buru dan dijual di tenda-tenda kaki lima. Sejarah sushi yang panjang ini membuat muncul beberapa jenis sushi yang berbeda-beda.
4. Peking Duck/ Bebek Peking (Cina)
Bebek peking pertama kali disiapkan oleh seorang koki pada masa Dinasti Ming (1368-16). Saat itu, menu favorit hidangan di istana adalah ayam bakar, angsa, dan bebek. Bebek Peking juga dianggap sebagai makanan mewah yang dinikmati oleh masyarakat Dinasti Ming. Jadi tidak semua orang bisa mencicipinya.
Sejak abad ke-16, Beijing telah ditetapkan sebagai pusat pemerintahan Cina. Hal ini membuat sajian khas ini wajib ada di restoran dan mulai dikenal semua kalangan, termasuk masyarakat awam. Menurut harta karun masakan Cina, bebek sangat melambangkan kesetiaan sehingga menempati tempat yang penting.
Sebelum berubah menjadi makanan lezat, bebek peternakan diberi makan jujube, buah kurma merah. Agar daging bebek empuk, setiap enam jam orang memberi makan dan menjaga agar bebek tidak busuk.
Mereka harus memiliki berat badan ideal 2,5 kg. Angka 2,5 kg itu ideal karena bebeknya terlalu kecil dan dagingnya tidak empuk dan jika terlalu besar, dagingnya akan keras. Bebek dipanggang dalam oven batu dan dipanggang di atas kayu kurma merah.
Kayunya berbau kurma merah saat dipanaskan. Ada berbagai teknik memasak bebek peking di kota Beijing. Setiap chef memiliki cara berbeda dalam menyiapkan menu Bebek Peking. Seperti menambahkan rasa kopi atau apel pada daging. Masak daging bebek selama 70 menit agar lemak bebek meleleh dan meresap ke dalam kulit dan daging.
5. Hamburger (Jerman)
Nama hamburger sendiri bukan berasal dari kata “ham” atau dalam bahasa Inggris disebut juga dengan smoked meat. Hamburger mendapatkan namanya dari Hamburg, Jerman, di mana nama potongan daging sapi disebut steak. Hamburger dikatakan sebagai hidangan populer di Jerman yang dibawa ke Amerika oleh imigran Jerman.
Hidangan daging ini kemudian semakin populer dan dikenal dengan menu “Hamburger Steak”. Menu bihun Hamburg diperkenalkan ke Amerika Serikat oleh orang Jerman. Di negeri Paman Sam, menu burger ini semakin dikenal dan mendunia. Ada berbagai versi asal usul burger atau burger di Amerika. Ada yang mengatakan bahwa burger tersebut diciptakan oleh dua bersaudara dari Ohio, yaitu Frank dan Charles Menches dari Ohio, AS.
6. Penam Assam Laksa (Malaysia)
Ada banyak versi yang terkait dengan nama ”laksa”. Karena nama yang dianalisis laksa sendiri bisa berasal dari beberapa bahasa. Editor Asian Inspiration di Australia meneliti hal ini. Mari kita bahas satu per satu. Satu teori menyatakan bahwa “laksa” berasal dari bahasa Hindi atau Persia, khususnya “lakhshah“. Ini adalah nama jenis mie polos yang biasa digunakan dalam sup.
Setelah dipelajari lebih lanjut, ‘‘rukhshah’‘ juga dianggap sebagai serapan dari kata Sansekerta ”laksha”, yang berarti ”ratusan ribu”. Arti kata ini sering dijadikan acuan untuk menjelaskan mengapa semangkuk pho disebut “daun laksa” karena rasanya yang sangat kaya akan bumbu. tau dalam arti menggunakan rempah-rempah ”ratusan ribu”.
Teori lain menyebutkan bahwa “laksa” berasal dari kata Kanton yang berarti “pasir pedas”. Ini adalah kuah kaldu daun laksa, biasanya dibuat dari udang kering, memberikan kuah yang kental. Rasa pedas dari laksa juga menambah keyakinan bahwa asal kata laksa berasal dari bahasa Kanton. Teori lain yang agak menguatkan tentang asal usul makanan laksa adalah bahwa “laksa” berasal dari kata “hokkien” yang berarti “kotor” atau “sup lup”.
Hokkien adalah keturunan orang-orang dari Fujian, yang terkenal sering menjadi imigran. Hokkien ini telah menyebar ke Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Khusus di wilayah Melayu, keturunan Hokkien yang tersebar ini dikenal dengan sebutan Peranakan.
Sejak saat itu, diduga Hokkien atau Peranakanlah yang menyebarkan dan memperkenalkan laksa, yang saat ini sangat terkenal sebagai hidangan khas Asia Tenggara, terutama di wilayah Melayu, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bahkan laksa diketahui banyak ditemukan di selatan Thailand. Salah satu ciri laksa adalah rasa mint atau sensasi pedas yang berasal dari daun laksa atau Persicaria odorata. Meski sebenarnya tanaman ini bukan termasuk dalam genus mint.
7. Tom Yum Goong (Thailand)
Sup ini terdiri dari hidangan seafood dengan rasa asam ringan yang juga kaya dengan tambahan daun ketumbar dan bumbu khas yang biasa ditemukan pada masakan khas Thailand. Hidangan ini sudah ada dan dikenal sejak dekade terakhir abad ke 19.
Tom Yum berasal dari bahasa Thailand yaitu Tom artinya panas atau mendidih, dan Yum artinya pedas dan asam. Istilah ini sesuai dengan deskripsi hidangan yang biasa disantap panas-panas ini dengan ciri khasnya yang asam. Selain seafood, tom yum juga bisa berisi ayam, ikan, jamur, dll. Tom yum juga dikenal sebagai sup dengan kuah bening atau santan kental.
Bumbu utama tom yum terdiri dari bumbu masak seperti serai, lengkuas, daun jeruk purut dan air jeruk nipis yang biasa digunakan dalam berbagai masakan khas Thailand pada umumnya.
Dokumen sejarah menyiratkan bahwa asal mula hidangan ini berasal dari Thailand tengah, di mana terdapat banyak udang segar, di dekat Sungai Chao Phraya. Penduduk setempat akhirnya menggunakan udang karang sebagai bahan dasar sup atau kaldu.
Dilansir dari kompas.com, sejarah lokal mencatat resep tom yum pertama yang ditulis pada tahun 1888 bernama Snakehead Fish Tom Yum. Catatan itu tidak menyebutkan penggunaan udang dalam hidangan ini.
Penyebutan udang sebagai salah satu bahan dasar pembuatan tom yum tercatat dalam kamus makanan yang ditulis oleh misionaris Amerika dan diterbitkan pada tahun 1897. Buku masaknya disebut “Tom Yum Goong dengan lauk pauk”. Tom yum yang kita kenal sekarang ini sangat berbeda dengan resep asli yang berkembang di masa lalu.
8. Kebab (Turkey)
Kebab, siapa yang tidak tahu masakan Turki yang satu ini. Meski berasal dari Turki, nama kebab berasal dari kata Arab ‘kabab’ yang artinya daging goreng. Pada zaman Kesultanan Utsmaniyah, istilah kebab kemudian digunakan untuk menyebut daging panggang.
Kebab awalnya menggunakan daging domba atau domba sebelum akhirnya beralih ke daging sapi dan ayam seperti yang terjadi saat ini. Masakan adalah bagian dari makanan cepat saji yang sangat populer di Timur Tengah dan Afrika.
Kebab yang kamu jumpai saat ini adalah kebab yang sudah melalui perubahan. Sekitar abad ke-18, kebab dibawa oleh para pedagang Turki ke benua Eropa, tepatnya ke Berlin, Jerman. Di sinilah kebab mulai mengalami perubahan.
Daging yang digunakan untuk kebab dicincang lalu diberi aneka bumbu rempah lalu dipanggang hingga matang dan disajikan bersama dengan roti tortila dan salad serta mayonaise layaknya burger. Kepopuleran kebab sebagai kuliner cepat saji saat itu bahkan bisa menyaingi popularitas burger. Berkat ketenarannya di Jerman, kebab pun bisa merambah dunia internasional hingga ke benua Amerika dan Asia, termasuk Indonesia.
9. Rendang (Indonesia)
Rendang adalah masakan pedas dengan bahan dasar daging. Rendang juga menggunakan karambia (santan) dan racikan khusus bumbu halus seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah dan bumbu lainnya. Keistimewaan rendang adalah bumbu alami yang digunakan memiliki sifat antiseptik, sehingga dapat bermanfaat sebagai pengawet alami.
Rempah-rempah lainnya juga diketahui memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, dan tidak jarang rendang bertahan hingga berbulan-bulan. Untuk memasak rendang hingga kuahnya benar-benar kering, ini akan memakan waktu sekitar delapan jam.
Kajian sejarah rendang akan membawa kita ke salah satu daerah di Sumatera Barat, yaitu Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah menjadi bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak zaman nenek moyang. Adapun sejarah ketika rendang pertama kali dibuat dengan sendirinya, sayangnya, sangat sedikit bukti tertulis yang dapat ditemukan.
Salah satu dugaan yang mengemuka di kalangan ulama adalah jajanan ini sudah ada sejak masyarakat Minang pertama kali merayakan acara adatnya. Awal mula sejarah rendang padang bisa terdengar dimana-mana, mungkin karena seni kuliner ini terus berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, hingga Negeri Sembilan yang merupakan federasi Malaysia oleh para pendatang Minang yang hidup.
Catatan rendang sebagai hidangan tradisional daerah Minangkabau ditemukan pada awal abad 19, namun Gusti Anan, sejarawan dari Universitas Andalas di Padang, menduga rendang berasal dari abad 16. Hal ini ia simpulkan dari catatan sastra abad ke-19, di mana tertulis bahwa orang Minang di negeri ini dulunya menyeberangi Selat Malaka ke Singapura. Perjalanan mereka menggunakan air dan bisa memakan waktu sekitar satu bulan.
Karena tidak ada desa di sepanjang jalan, para perantau ini harus menyiapkan makanan yang tahan lama, dan makanan ini adalah rendang. Gusti juga menduga, pembukaan kampung baru di pesisir timur Sumatera di Singapura, Malaka, dan Malaysia oleh orang Minang pada abad ke-16 juga memasukkan rendang sebagai makanan seiring perjalanan yang berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Selain catatan sejarah, sejarah masakan rendang Padang juga dapat ditemukan dalam buku harian Kolonel Stuers, yang pada tahun 1827 menulis tentang makanan dan sastra. Dalam catatan ini, sering ada deskripsi makanan tersirat yang mengarah pada istilah makanan hangus dan gosong. Menurut Gusti, ini merupakan salah satu cara konservasi yang biasa dilakukan masyarakat Minang.
Rendang sendiri berasal dari kata “mendang”, yang berarti memasak santan secara perlahan hingga mengering, hal ini sejalan dengan rendang yang membutuhkan waktu lama untuk memasak hingga kuahnya mengering.
Sejarah rendang tidak terlepas dari munculnya bangsa Arab dan India di pesisir barat Sumatera. Dipercaya bahwa pada abad ke-1 ada banyak orang India yang tinggal di daerah Minang, dan rempah-rempah dan rempah-rempah diperkenalkan oleh orang-orang ini.
Ada juga yang mengklaim bahwa kari yang menjadi makanan khas India dan diperkenalkan ke daerah Minang pada abad ke-15, adalah dasar dari rendang itu sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat adanya kontrak komersial dengan India pada saat itu.
Pewaris takhta Kerajaan Pagaruyung itu pun membuka kemungkinan rendang adalah gulai yang kemudian disiapkan. Yang membuatnya berbeda adalah rendang lebih kering, sehingga bisa bertahan lebih lama daripada kari. Keistimewaan masakan rendang Padang belum mati sampai saat ini, bahkan semakin terkenal dengan menjamurnya rumah makan Padang di setiap sudut kota nusantara.
Meski dikenal dengan bentuk berbahan dasar daging, ternyata rendang juga banyak variasi lainnya seperti ayam, bebek, hati, telur, paru-paru, dan tuna. Selain itu, ada rendang suir Payakumbuh. Yang membedakan rendang suir dengan rendang biasa adalah menggunakan daging ayam atau sapi yang seratnya akan di sobek-sobek kecil-kecil.
10. Poke (Amerika Serikat)
Poke dibuat dari tuna Ahi mentah atau gurita potong dadu. Di Hawaii, poke dibumbui dengan kecap, minyak wijen, rumput laut, dan daun bawang. Sementara di London, poke disajikan dengan kacang macadamia atau kacang mete. Poke juga dapat ditemukan dalam berbagai variasi menggunakan berbagai jenis ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan salmon dengan kerang.
Di tempat lain, poke made with me dengan menambahkan mayones, wasabi atau sriracha mayones Poke tentu saja berbeda dengan sashimi dan sushi Jepang, karena ikan yang digunakan tidak difermentasi. Sushi juga diolah dengan nasi sushi, jadi tidak sama dengan Poke. Poke hanyalah semangkuk ikan mentah, dicincang dengan tambahan kacang, buah, dan sayuran.
10 Makanan Terenak di Dunia
Setiap makanan dibuat dari bahan yang berbeda dan mengalami transformasi yang berbeda untuk menciptakan rasa yang unik. Demikian pula, setiap negara di dunia memiliki makanan dan karakteristik yang berbeda. Dari menu rasa pedas, manis, dan gurih hingga lebih banyak rasa yang tak terbayangkan. Ada juga menu dengan aroma rempah-rempah yang tajam. Tentunya hal ini tidak terlepas dari budaya masing-masing negara. Jadi apa masakan internasional terbaik di dunia? Mari kita lihat beberapa hidangan lezat yang diakui secara internasional!
Rekomendasi Makanan Terenak di Dunia
1. Massaman Curry (Thailand)
Makanan terenak di dunia adalah massaman curry, Thailand. Makanan ini memiliki cita rasa yang begitu khas yaitu manis pedas dan gurih. Kari massaman menggunakan pasta kari massaman. Pasta kari Massaman dibuat dengan rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, adas manis dan pala. Bumbu ini biasa digunakan untuk membuat masakan India.
Karena kari massaman merupakan perpaduan masakan Thailand dan India. Menurut The Spruce Eats, nama massaman berasal dari mussulman, istilah kuno untuk menyebut Muslim. Mereka memperkenalkan banyak rempah-rempah baru ke Thailand pada awal abad ke-17. Seiring waktu, kata itu juga merujuk pada rempah-rempah aromatik dalam budaya Thailand dan India.
Karena hidangan ini berasal dari Islam, hidangan ini biasanya menggunakan daging sapi. Namun, terkadang bisa juga disajikan dengan bebek, tahu, ayam, atau sayuran. Bumbu kari ini terdiri dari bawang merah, bawang putih, jahe, parutan kulit jeruk lemon, cabai merah, ketumbar, jinten, kunyit, kayu manis, cengkeh, kapulaga, asam jawa dan santan.
Seperti bahan kari lainnya, semua bahan ini dihaluskan. Bumbu halus ditumis kemudian ditambahkan santan dan bahan lainnya seperti daging sapi, ayam atau daging sayur. Semuanya dimasak dengan api kecil sampai saus mengental dan bahan-bahannya matang. Untuk aroma khusus, daun salam ditambahkan terakhir. Kari ini disajikan panas dengan kentang rebus atau nasi panas.
2. Pizza (Italia)
Pada zaman dahulu, ada sepotong roti dengan topping gurih. Ini biasanya makanan yang mudah dan lezat bagi mereka yang tidak mampu membeli piring. Ini juga berfungsi untuk orang yang sedang bepergian. Jenis pizza ini muncul dalam puisi “Aeneid” oleh penyair Romawi kuno Virgil di zaman Augustus.
Puisi tersebut menceritakan perjalanan seorang pahlawan Troya bernama Aeneas dalam mitologi Yunani. Dia dan anak buahnya beristirahat di perjalanan. Mereka makan roti gandum tipis dengan jamur dan tumbuhan hutan di atasnya. Mereka memiliki roti gandum dan taburan. Ketika putra Aeneas, Ascanius, melihat ini, dia tertawa kecil. Dia bilang mereka sudah makan piring nya. Piring yang dimaksud adalah roti gandum.
Kemudian pada akhir abad ke-18, pizza yang kita kenal sekarang muncul di Naples, Eropa. Saat itu Napoli adalah salah satu kota terbesar di Eropa. Pada saat yang sama, populasi Napoli juga meningkat. Hal ini menyebabkan banyak orang jatuh miskin. Orang-orang yang terjebak dalam kemiskinan harus bertahan hidup dengan makanan murah. Pizza dinilai berdasarkan kemampuan finansialnya
Saat itu pizza dijual oleh pedagang kaki lima. Pizza dijual dalam potongan-potongan kecil, dan jumlahnya bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli. Pizza juga diberi topping bawang putih, lemak babi, dan garam sederhana. Topping ini disesuaikan dengan harga yang murah. Inilah gambaran pizza di masa lalu, sebagai makanan yang identik dengan kemiskinan. Namun, evaluasi pizza telah berubah sejak penyatuan Italia.
3. Sushi (Jepang)
Sushi awalnya berasal dari metode pengawetan ikan di Asia Tenggara, dan menyebar ke Cina dan kemudian ke Jepang. Metode pengawetan ikan ini disebut narezushi. Narezushi adalah metode mengawetkan ikan, yang disajikan di atas nasi asin dan dibungkus dengan daun.
Dari proses pengemasan, ikan difermentasi sehingga bisa dimakan meski disimpan dalam waktu lama. Awalnya, nasi asin di narezushi akan dibuang dan hanya ikan yang dimakan. Jadi bisa dibilang narezushi tidak sama dengan sushi yang kamu makan sekarang. Lalu ada makanan bernama namanare, yang terbuat dari ikan mentah yang dibungkus dengan lapisan kulit. Ikan akan dimakan sebelum rasa makanan berubah.
Dari kedua makanan inilah sushi terbentuk, awalnya bertujuan untuk mengawetkan ikan, rencana ini berubah menjadi jenis masakan baru. Nenek moyang sushi modern, muncul pada zaman Edo sekitar tahun 1600-1800 di Jepang. Pada titik ini, ikan dan sayuran yang diletakkan di atas nasi cukup besar, seukuran onigiri.
Pembuatannya juga dilakukan dengan mencampurkan cuka di dalamnya. Ketika pertama kali muncul, sushi adalah makanan yang sangat mahal. Bahkan harga sushi pada waktu itu dikenakan pajak ke negara. Sushi juga dimakan dengan tangan tanpa menggunakan sumpit seperti yang terjadi saat ini.
Seiring waktu sushi menjadi makanan cepat saji di Zaman Edo yang dapat disantap jika buru-buru dan dijual di tenda-tenda kaki lima. Sejarah sushi yang panjang ini membuat muncul beberapa jenis sushi yang berbeda-beda.
4. Peking Duck/ Bebek Peking (Cina)
Bebek peking pertama kali disiapkan oleh seorang koki pada masa Dinasti Ming (1368-16). Saat itu, menu favorit hidangan di istana adalah ayam bakar, angsa, dan bebek. Bebek Peking juga dianggap sebagai makanan mewah yang dinikmati oleh masyarakat Dinasti Ming. Jadi tidak semua orang bisa mencicipinya.
Sejak abad ke-16, Beijing telah ditetapkan sebagai pusat pemerintahan Cina. Hal ini membuat sajian khas ini wajib ada di restoran dan mulai dikenal semua kalangan, termasuk masyarakat awam. Menurut harta karun masakan Cina, bebek sangat melambangkan kesetiaan sehingga menempati tempat yang penting.
Sebelum berubah menjadi makanan lezat, bebek peternakan diberi makan jujube, buah kurma merah. Agar daging bebek empuk, setiap enam jam orang memberi makan dan menjaga agar bebek tidak busuk.
Mereka harus memiliki berat badan ideal 2,5 kg. Angka 2,5 kg itu ideal karena bebeknya terlalu kecil dan dagingnya tidak empuk dan jika terlalu besar, dagingnya akan keras. Bebek dipanggang dalam oven batu dan dipanggang di atas kayu kurma merah.
Kayunya berbau kurma merah saat dipanaskan. Ada berbagai teknik memasak bebek peking di kota Beijing. Setiap chef memiliki cara berbeda dalam menyiapkan menu Bebek Peking. Seperti menambahkan rasa kopi atau apel pada daging. Masak daging bebek selama 70 menit agar lemak bebek meleleh dan meresap ke dalam kulit dan daging.
5. Hamburger (Jerman)
Nama hamburger sendiri bukan berasal dari kata “ham” atau dalam bahasa Inggris disebut juga dengan smoked meat. Hamburger mendapatkan namanya dari Hamburg, Jerman, di mana nama potongan daging sapi disebut steak. Hamburger dikatakan sebagai hidangan populer di Jerman yang dibawa ke Amerika oleh imigran Jerman.
Hidangan daging ini kemudian semakin populer dan dikenal dengan menu “Hamburger Steak”. Menu bihun Hamburg diperkenalkan ke Amerika Serikat oleh orang Jerman. Di negeri Paman Sam, menu burger ini semakin dikenal dan mendunia. Ada berbagai versi asal usul burger atau burger di Amerika. Ada yang mengatakan bahwa burger tersebut diciptakan oleh dua bersaudara dari Ohio, yaitu Frank dan Charles Menches dari Ohio, AS.
6. Penam Assam Laksa (Malaysia)
Ada banyak versi yang terkait dengan nama ”laksa”. Karena nama yang dianalisis laksa sendiri bisa berasal dari beberapa bahasa. Editor Asian Inspiration di Australia meneliti hal ini. Mari kita bahas satu per satu. Satu teori menyatakan bahwa “laksa” berasal dari bahasa Hindi atau Persia, khususnya “lakhshah“. Ini adalah nama jenis mie polos yang biasa digunakan dalam sup.
Setelah dipelajari lebih lanjut, ‘‘rukhshah’‘ juga dianggap sebagai serapan dari kata Sansekerta ”laksha”, yang berarti ”ratusan ribu”. Arti kata ini sering dijadikan acuan untuk menjelaskan mengapa semangkuk pho disebut “daun laksa” karena rasanya yang sangat kaya akan bumbu. tau dalam arti menggunakan rempah-rempah ”ratusan ribu”.
Teori lain menyebutkan bahwa “laksa” berasal dari kata Kanton yang berarti “pasir pedas”. Ini adalah kuah kaldu daun laksa, biasanya dibuat dari udang kering, memberikan kuah yang kental. Rasa pedas dari laksa juga menambah keyakinan bahwa asal kata laksa berasal dari bahasa Kanton. Teori lain yang agak menguatkan tentang asal usul makanan laksa adalah bahwa “laksa” berasal dari kata “hokkien” yang berarti “kotor” atau “sup lup”.
Hokkien adalah keturunan orang-orang dari Fujian, yang terkenal sering menjadi imigran. Hokkien ini telah menyebar ke Taiwan, Malaysia dan Indonesia. Khusus di wilayah Melayu, keturunan Hokkien yang tersebar ini dikenal dengan sebutan Peranakan.
Sejak saat itu, diduga Hokkien atau Peranakanlah yang menyebarkan dan memperkenalkan laksa, yang saat ini sangat terkenal sebagai hidangan khas Asia Tenggara, terutama di wilayah Melayu, seperti Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Bahkan laksa diketahui banyak ditemukan di selatan Thailand. Salah satu ciri laksa adalah rasa mint atau sensasi pedas yang berasal dari daun laksa atau Persicaria odorata. Meski sebenarnya tanaman ini bukan termasuk dalam genus mint.
7. Tom Yum Goong (Thailand)
Sup ini terdiri dari hidangan seafood dengan rasa asam ringan yang juga kaya dengan tambahan daun ketumbar dan bumbu khas yang biasa ditemukan pada masakan khas Thailand. Hidangan ini sudah ada dan dikenal sejak dekade terakhir abad ke 19.
Tom Yum berasal dari bahasa Thailand yaitu Tom artinya panas atau mendidih, dan Yum artinya pedas dan asam. Istilah ini sesuai dengan deskripsi hidangan yang biasa disantap panas-panas ini dengan ciri khasnya yang asam. Selain seafood, tom yum juga bisa berisi ayam, ikan, jamur, dll. Tom yum juga dikenal sebagai sup dengan kuah bening atau santan kental.
Bumbu utama tom yum terdiri dari bumbu masak seperti serai, lengkuas, daun jeruk purut dan air jeruk nipis yang biasa digunakan dalam berbagai masakan khas Thailand pada umumnya.
Dokumen sejarah menyiratkan bahwa asal mula hidangan ini berasal dari Thailand tengah, di mana terdapat banyak udang segar, di dekat Sungai Chao Phraya. Penduduk setempat akhirnya menggunakan udang karang sebagai bahan dasar sup atau kaldu.
Dilansir dari kompas.com, sejarah lokal mencatat resep tom yum pertama yang ditulis pada tahun 1888 bernama Snakehead Fish Tom Yum. Catatan itu tidak menyebutkan penggunaan udang dalam hidangan ini.
Penyebutan udang sebagai salah satu bahan dasar pembuatan tom yum tercatat dalam kamus makanan yang ditulis oleh misionaris Amerika dan diterbitkan pada tahun 1897. Buku masaknya disebut “Tom Yum Goong dengan lauk pauk”. Tom yum yang kita kenal sekarang ini sangat berbeda dengan resep asli yang berkembang di masa lalu.
8. Kebab (Turkey)
Kebab, siapa yang tidak tahu masakan Turki yang satu ini. Meski berasal dari Turki, nama kebab berasal dari kata Arab ‘kabab’ yang artinya daging goreng. Pada zaman Kesultanan Utsmaniyah, istilah kebab kemudian digunakan untuk menyebut daging panggang.
Kebab awalnya menggunakan daging domba atau domba sebelum akhirnya beralih ke daging sapi dan ayam seperti yang terjadi saat ini. Masakan adalah bagian dari makanan cepat saji yang sangat populer di Timur Tengah dan Afrika.
Kebab yang kamu jumpai saat ini adalah kebab yang sudah melalui perubahan. Sekitar abad ke-18, kebab dibawa oleh para pedagang Turki ke benua Eropa, tepatnya ke Berlin, Jerman. Di sinilah kebab mulai mengalami perubahan.
Daging yang digunakan untuk kebab dicincang lalu diberi aneka bumbu rempah lalu dipanggang hingga matang dan disajikan bersama dengan roti tortila dan salad serta mayonaise layaknya burger. Kepopuleran kebab sebagai kuliner cepat saji saat itu bahkan bisa menyaingi popularitas burger. Berkat ketenarannya di Jerman, kebab pun bisa merambah dunia internasional hingga ke benua Amerika dan Asia, termasuk Indonesia.
9. Rendang (Indonesia)
Rendang adalah masakan pedas dengan bahan dasar daging. Rendang juga menggunakan karambia (santan) dan racikan khusus bumbu halus seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit, bawang merah dan bumbu lainnya. Keistimewaan rendang adalah bumbu alami yang digunakan memiliki sifat antiseptik, sehingga dapat bermanfaat sebagai pengawet alami.
Rempah-rempah lainnya juga diketahui memiliki aktivitas antibakteri yang kuat, dan tidak jarang rendang bertahan hingga berbulan-bulan. Untuk memasak rendang hingga kuahnya benar-benar kering, ini akan memakan waktu sekitar delapan jam.
Kajian sejarah rendang akan membawa kita ke salah satu daerah di Sumatera Barat, yaitu Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah menjadi bagian dari kehidupan kuliner mereka sejak zaman nenek moyang. Adapun sejarah ketika rendang pertama kali dibuat dengan sendirinya, sayangnya, sangat sedikit bukti tertulis yang dapat ditemukan.
Salah satu dugaan yang mengemuka di kalangan ulama adalah jajanan ini sudah ada sejak masyarakat Minang pertama kali merayakan acara adatnya. Awal mula sejarah rendang padang bisa terdengar dimana-mana, mungkin karena seni kuliner ini terus berkembang dari Riau, Mandailing, Jambi, hingga Negeri Sembilan yang merupakan federasi Malaysia oleh para pendatang Minang yang hidup.
Catatan rendang sebagai hidangan tradisional daerah Minangkabau ditemukan pada awal abad 19, namun Gusti Anan, sejarawan dari Universitas Andalas di Padang, menduga rendang berasal dari abad 16. Hal ini ia simpulkan dari catatan sastra abad ke-19, di mana tertulis bahwa orang Minang di negeri ini dulunya menyeberangi Selat Malaka ke Singapura. Perjalanan mereka menggunakan air dan bisa memakan waktu sekitar satu bulan.
Karena tidak ada desa di sepanjang jalan, para perantau ini harus menyiapkan makanan yang tahan lama, dan makanan ini adalah rendang. Gusti juga menduga, pembukaan kampung baru di pesisir timur Sumatera di Singapura, Malaka, dan Malaysia oleh orang Minang pada abad ke-16 juga memasukkan rendang sebagai makanan seiring perjalanan yang berlarut-larut selama berbulan-bulan.
Selain catatan sejarah, sejarah masakan rendang Padang juga dapat ditemukan dalam buku harian Kolonel Stuers, yang pada tahun 1827 menulis tentang makanan dan sastra. Dalam catatan ini, sering ada deskripsi makanan tersirat yang mengarah pada istilah makanan hangus dan gosong. Menurut Gusti, ini merupakan salah satu cara konservasi yang biasa dilakukan masyarakat Minang.
Rendang sendiri berasal dari kata “mendang”, yang berarti memasak santan secara perlahan hingga mengering, hal ini sejalan dengan rendang yang membutuhkan waktu lama untuk memasak hingga kuahnya mengering.
Sejarah rendang tidak terlepas dari munculnya bangsa Arab dan India di pesisir barat Sumatera. Dipercaya bahwa pada abad ke-1 ada banyak orang India yang tinggal di daerah Minang, dan rempah-rempah dan rempah-rempah diperkenalkan oleh orang-orang ini.
Ada juga yang mengklaim bahwa kari yang menjadi makanan khas India dan diperkenalkan ke daerah Minang pada abad ke-15, adalah dasar dari rendang itu sendiri. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat adanya kontrak komersial dengan India pada saat itu.
Pewaris takhta Kerajaan Pagaruyung itu pun membuka kemungkinan rendang adalah gulai yang kemudian disiapkan. Yang membuatnya berbeda adalah rendang lebih kering, sehingga bisa bertahan lebih lama daripada kari. Keistimewaan masakan rendang Padang belum mati sampai saat ini, bahkan semakin terkenal dengan menjamurnya rumah makan Padang di setiap sudut kota nusantara.
Meski dikenal dengan bentuk berbahan dasar daging, ternyata rendang juga banyak variasi lainnya seperti ayam, bebek, hati, telur, paru-paru, dan tuna. Selain itu, ada rendang suir Payakumbuh. Yang membedakan rendang suir dengan rendang biasa adalah menggunakan daging ayam atau sapi yang seratnya akan di sobek-sobek kecil-kecil.
10. Poke (Amerika Serikat)
Poke dibuat dari tuna Ahi mentah atau gurita potong dadu. Di Hawaii, poke dibumbui dengan kecap, minyak wijen, rumput laut, dan daun bawang. Sementara di London, poke disajikan dengan kacang macadamia atau kacang mete. Poke juga dapat ditemukan dalam berbagai variasi menggunakan berbagai jenis ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan salmon dengan kerang.
Di tempat lain, poke made with me dengan menambahkan mayones, wasabi atau sriracha mayones Poke tentu saja berbeda dengan sashimi dan sushi Jepang, karena ikan yang digunakan tidak difermentasi. Sushi juga diolah dengan nasi sushi, jadi tidak sama dengan Poke. Poke hanyalah semangkuk ikan mentah, dicincang dengan tambahan kacang, buah, dan sayuran.